"Si Teguh kemarin sore mau dipukulin sama anak gang bidan, untung saja ada mas-mas tukang cukur rambut langganan dia yang melihat, jadi bisa ditolong, lalu teguh diantar pulang ke rumah" kata kakakku melalui telepon pagi itu menceritakan mengenai anaknya.
"Lho ? memang salahnya apa ? Teguhnya mau kemana ? koq lewat gang bidan ?" sahutku kaget, biar bagaimana Teguh adalah keponakanku yang ku tahu tidak nakal sama sekali, malah cenderung kalem sejak perceraian orangtuanya.
"Biasa deh anak zaman sekarang, mendadak aja dia dikepung begitu, sepertinya sih salah sasaran" keluh kakakku, "Teguh sekarang kan kalau berangkat sekolah selalu lewat gang bidan, sejak pindah rumah dia tidak mau lagi lewat pinang dua karena akan melewati rumah kita yang lama, sepertinya dia sedih tiap kali melewati bekas rumah kita"
Kata kata kakakku itu masih teringat sampai sekarang, Teguh, keponakanku yang berusia 14 tahun rupanya memiliki hati yang sangat halus, rumah tempat tinggalnya selama ini, rumah yang juga ku tempati selama lebih dari 32 tahun, telah berubah kepemilikan, dan berubah fungsi juga.
Rumah tempat tangis dan tawa keluarga kami, kini menjadi kontrakan dan tempat kost, karena yang membelinya pun tidak mau menempati, hanya menjadikannya sebagai tempat mengembangkan uangnya.
Mulanya rumah kami yang rusak karena tua memerlukan perbaikan, di saat yang sama kami anak anaknya baru saja memulai kehidupan baru, pindah rumah, baru menikah, baru masuk kerja dan seribu satu alasan yang tidak memungkinkan untuk bantu urunan dalam biaya perbaikan rumah.
Aku mengusulkan untuk menjual separuh saja rumah tersebut, nanti uangnya bisa digunakan untuk memperbaiki rumah tersebut. Pembeli pun dicari, namun entah bagaimana ceritanya mendadak yang terjadi adalah penjualan 100% rumah tersebut dan orangtuaku memutuskan pindah ke luar kota.
Bapak, yang pada saat pertama pindah ke lingkungan tersebut dianggap "pendatang" dan ketika keluar dianggap "sesepuh".
Bapak yang setiap sore mengajar anak anak kecil mengaji di loteng rumah tersebut.
Bapak yang setiap tetes keringatnya digunakan untuk membangun sepetak demi sepetak rumah kami, tentulah yang paling sedih akan keputusan tersebut.
Namun bapak juga yang begitu ngotot untuk menjual keseluruhan rumah tersebut, tidak menyisakan secuilpun untuk sekedar menjadi tempat kenangan, tentang hari hari yang pernah kami lalui.
Kini kedua orang tuaku merajut hari tuanya di rumah baru mereka, sekitar 1 jam dari rumah yang lama. Di sini kami juga mencoba merenda kenangan yang baru, walau kami tahu, sampai kapanpun kenangan akan rumah lama kami akan tetap abadi dalam benak, setiap sudut, setiap debu, akan terpatri selamanya.
Jika rumah lama pada gambar pertama terletak di pemukiman yang begitu ramai dan rapat, rumah yang sekarang di gambar bawah jusru hanya memiliki 1 tetangga saja, persis di depan rumah.
Rumah lama hanya jalan kaki ke mal pondok indah, angkutan umum 24 jam dan kepadatannya membuat selalu deg degan setiap membaca berita mengenai kebakaran di pemukiman kumuh, sementara rumah yang baru justru pada pukul 4 sore sudah tidak ada lagi kendaraan melewati jalan rayanya, sehingga harus naik ojek.
Tapi ada hal yang sama, di sanalah kedua orang tuaku bermukim, dan semoga di rumah baru ini, akupun diberi kesempatan untuk berbakti dan membahagiakan mereka hingga akhir hayat. amin :)
======Di tulis untuk mengikuti lomba rumah kenangan, bila ada kata kata yang kaku, mohon maklum, baru kali ini mencoba nge blog dengan EYD hehe===========
#foto kedua rumah adalah koleksi pribadi, di ambil di hari yang sama, pada hari pindahan kami :)
Semoga rumah baru nya mendapat keberkahan dan penghuninya selalu mendapat keyamanan jiwa dan raga :)
ReplyDeletehttp://yellowforyou.blogspot.com/
prok..prok...sedih y mba kl ninggalin tempat kenangan....aq jg pernah tiap kali liat rumah lama sk kebayang kebiasaan2 anggota kluarga di rumah lama....:)...semoga menemukan ketenangan dan dapat membuat kenangan yg lebih indah di rumah yg baru...:D
ReplyDeleterumah dimana kita dibesarkan adalah rumah cinta, sampai kapanpun akan tetap terkenang. Semoga di rumah yang baru meski sepi namun tetap menemukan kenyamanan dan kedamaian sebagaimana rumah lama :)
ReplyDeleteiya ya, lewat rumah lama akan membangkitkan kenangan, kalau rumahnya digunakan dg baik, kita ikut senang.
ReplyDeleteSuka ya sama warna hijau? rumah lama dan baru didominasi dengan warna hijau.
ReplyDeleteYah...semoga di rumah yg baru menemukan ketenangan di hati tua mrk...
'baru kali ini mencoba nge blog dengan EYD'
ReplyDeletewkwkwkwk.... Idem kak....
Makanya blm setoran
aq lbh seneng liad rmh k2 kak...lbh asri n ga dempet"an....+ ga takut klo ada kebaran ato musibah lain nyamber k rmh
ReplyDeletemakasih ya kaklist sudah partisipasi... kalau mau diedit masih ada waktu ya
ReplyDeletekok jd mewek bacanya...
ReplyDeleteamiin.. terima kasih atas doanya..salam kenal... segera meluncur ke blog nya :)
ReplyDeletehahaha.. di hari H pindahan tuh, aku foto2 seluruh ruangan... termasuk foto dari dalam rumah ke luar, biar aku bisa mengingat pemandangan yang biasa aku lihat sehari2 dari dalam rumah.. lebay banget yaks :D
ReplyDeleteamiiin.. makasih... iyah yang nempatin rumah baru adalah kedua orang tuaku, semoga beliau mendapat kesehatan dan kedamaian sebagaimana doamu, makasih ya cinta :)
ReplyDeletehahaha rumah lama ku sekarang udah totally berubah.. jadi kontrakan yang nyaris ga bisa di kenali... hiks :D
ReplyDeletewah baru merhatiin setelah baca komen ini tuh haha.. klo rumah baru kebetulan pas beli emang udah di cat hijau, eh tapi rumahku sekarang juga koq warnanya hijau ya ? hahaha...
ReplyDeletehahaha kayaknya klo di koreksi juga pasti banyak salahnya tuh di atas... yah yg penting setor lah :)
ReplyDeleteiyah... di depan rumah juga ada kolam ikannya tuh, dan samping rumah bapakku berkebun, haha.. semoga udara bersih menyehatkan mereka ya :)
ReplyDeleteiya.. memang akan di edit tanda baca nya :) thx :)
ReplyDeletelho ? hihihi.. yuuuk nangis bareeeng :)
ReplyDeleteHihihi...salah ketik kak, bukan 'hati tua', tapi maksudnya 'hari tua'.
ReplyDeletehalus sekali perasaannya teguh.. semoga perasaannya kelak tetap seperti itu ya, untuk lebih peka terhadap sesama....
ReplyDeletehihihi pahaaam koq :)
ReplyDeleteiyah padahal dia cuma dari kecil sampai remaja ya, ga kayak aku yg dari kecil, pacaran, malam pertama sampe lahiran hehehe...
ReplyDeletejangan2 aku ga peka yah :(
aamiin.. uhuy, kaklist ikutan jugaaa ^^
ReplyDeleteiya ai.. Alhamdulillah lapie yg kemarin ngambek dah jalan lagi :)
ReplyDeleteaih....jadi sedih bacanya...hiks....
ReplyDeleteaih mak di tunggu hari minggu ya jadinya mau jam berapa ?
ReplyDeletebelum tidur sih ? dah malem neh :)
Walau berpindah tempat rumah kenangan akan tetap terkenang ya ....:)
ReplyDeleteiyaaah.. Alhamdulillah di beri memori indah :) .. sebenarnya ada episode sedihnya.. tapi ketika pindah mendadak hilang.. hanya yang indah aja yg di kenang :)
ReplyDeleteSaya malah lebih suka tinggal di pemukiman yg tdk terlalu padat. Romantis :)
ReplyDeletehaha.. klo mau mendesah, bisa keras2 ya ? :)
ReplyDelete#berkedip dengan tatapan maklum
say, aku dah sms n pm ya.. :)
ReplyDeletecant hardly wait :)
ReplyDeleteperasaan yang sama kak list..:) saya juga sampe lihat2 kamus lhooo..:))
ReplyDeleteoh mbak dian ikutan ya ? meluncur deh ke sana :)...
ReplyDelete#naik sepeda biar cepet.. hehe...
rumah barunya bagus....
ReplyDeleteIjo segar :-)
waduh klo "bekas" tetangga main menjenguk bokap pada betah ga mau pulang hihi.. sebelah kiri rumah adalah lembah, jadi angin semilir2 nya sedep banget deh :)
ReplyDeletedimanapun lokasinya, kalau ada orangtua pasti sebagai anak akan mendatanginya
ReplyDeletekalau hanya naik ojek gampang, belum menyebrang lautan hehe
semoga orang tua nya betah di rumah baru :)
salam kenal
locked ya....
ReplyDeletehihihi.. iyah... semoga aku termasuk golongan anak2 yg rajin nengokin ortunya :) dan Alhamdulillah beruntung dapet suami yg selalu mau menemani klo aku ajak ke sana :)
ReplyDeleteeniwei kemarin bokap ku ulang tahun.. 72 tahun :) karena bokap lagi puasa zulhijah, jadi acara makan2nya setelah sholat magrib yang mejadi imam bokap, suami dan anakku di belakangnya dan aku serta ibuku paling belakang lagi...
melihat sosok bokap yang begitu ringkih dari belakang, bagai langit dan bumi dengan suamiku yang tegap dan endut, kagak khusuk deh sholatnya hehe,, haruuu aja yg ada :)
ups.. salam kenal juga, baru kenal udah curhat panjang neh hehehe.. jangan bosen berkunjung ya :)
terima kasih cinta :)
ReplyDelete#ulurin gembok
rumah keduanya kayak rumahku sekarang, pohon pisang melambai lambai...
ReplyDeleteSalam kenal yaaaa
hai :) makasih juga udah mampir :)
ReplyDeletetadi udah di add ya mba, semoga berkenan acc :)